Aku. Bukan sastrawan. Tapi sangat mencintai karya sastra. Aku ingin
sekali menjadi bagian kecil dalam kehidupan satra itu :) beberapa
cerpen, puisi, dan novel yang belum selesai-selesai direvisi (resiko
seorang penulis amatiran yang merangkap jadi editor amatiran juga, jadi
kelamaan ngedit daripada nyelesain tulisannya. Fiuh) dan dengan karya
yang tidak seberapa itu, aku mencoba mengasah jiwa melankolisku dengan
sedikit ber-romantis ria (Tunggu, melankolis ? Gak salah ?)
Tapi.. Yah, aku harus kembali kepada bahasa sehari-hariku sebagai seorang matematikawan. 'Matematikawan ?" haha *mungkin
Berjibaku dengan bahasa-bahasa matematika, imajiner, grafik, tabel, data, parameter ..
aku
menyukai karya seni, tapi dua lukisan hasil karya ku yang terpajang
didinding rumah, kini tengah mengejekku dengan rutinitas ku sebagai
'Matematikawan'
Kanvas, cat, kuas, dan palet itu sangat menggoda
untuk didekati, tapi saat ini aku sangat tidak nafsu untuk menjamahnya.
Mungkin 'Lupa cara menorehkan kuas diatas kanvas ?' - Ah tidak, hanya
sedang malas dan miskin ide saja.
Ahh sudahlah, jiwa 'Matematikawan' ku memanggil -_-'
Diferensial, integral, limit, program, diagram, dan ANGKA pastinya.
Tapi
aku tergoda untuk menyelesaikan satu proyek pembuatan Dress yang
kemarin sempat aku tinggalkan karna masa liburan yang sangat sempit.
Beberapa
busana yang kubuat polanya sendiri, kupotong sendiri, dan kujahit
sendiri, itu minta cepat-cepat diberi beberapa kawan baru. Aaaaakkk aku
tak tahan ingin cepat libur dan bisa membuat beberapa potong lagi.
(apakah saat ini aku bisa disebut Fashion Designer ?)
ckck :D
BACA
dan NONTON. Itu adalah kegiatan peralihan saat tenaga dan pikiran
cukup terkuras. Tapi akhir-akhir ini aku sedang nyaman berteman dengan
Photoshop dan Corel Draw. Mendesain apapun sesuai keinginan. Dengan
berbagai macam paduan warna, tapi tetap harus ada unsur warna 'Ungu'.
Yak,
baiklah cukup. Aku harus mengolah beberapa puluh data yang sejak tadi
cukup lama menungguku merangkai kata (read:berkeluhkesah)
Kembali menjadi mahasiswa Matematika dengan kawan-kawan rumusnya.
Tapi
tunggu, sedikit mengalihkan penat dari rutinitas seorang matematikawan
yang sedang galau karna mikirin Skripsweet-nya, seorang aktivis yang
tubuhnya tidak memiliki cukup energi untuk segala aktivitasnya dikampus
dan diluar kampus ini lagi suka-sukanya mencoba menu baru didapur
kosannya. Berkreasi dengan masakan-masakan baru yang walaupun tak
sepenuhnya bisa dibilang 'enak', tapi setidaknya ada kemajuan tentang
pergaulannya dengan dapur. Meskipun aku dan dapur baru saling mengenal
dan berteman sejak aku menyandang status 'Mahasiswi' yang dituntut
untuk bisa mandiri, tapi saat ini aku bisa memperlihatkan betapa
akrabnya kami (Aku dan Dapur)
Bukan seperti dulu, kedapur hanya
untuk makan. Tapi lihatlah, saat ini dia bisa berjalan kedapur untuk
menciptakan makanan (congratulation girl). Makanan yang biasa-biasa
saja, asal pedas, tidak terlalu asin, halal, dan tidak bikin sakit
perut. Itu sudah cukup jadi "Makanan yang layak dikonsumsi". Tidak
terlalu berharap bisa mengalahkan Farrah Quinn :)
Aku tidak tau akan jadi apa diri ini dengan keahlian yang sedikit-sedikit itu haha
Jalani,
biarkan Tuhan menuntun jalanku. Berdo'a, agar Tuhan berkenan
memilihkan yang terbaik untukku. Buktikan, bahwa aku pantas menjadi
Matematikawan yang bercita-cita tinggi menjadi Pekerja Seni
*Berusaha, Allah mau lihat dulu sejauh apa usahaku*
0 komentar:
Post a Comment