Ads 468x60px

Wednesday, April 1, 2015

Today

Hari ini jadwal aku harus ke kampus, janjian sama dosen tercinta dan paling fenomenal yang pernah aku temui. Rencananya hari ini akan membahas kelanjutan metode yang mau aku pakai dalam skripsweet-ku. Jam 9.56 akhirnya selesai juga. Aku dengan seorang sahabat karib (ceileh karib), memutuskan untuk langsung pulang ke kos buru-buru. Kenapa? karena jam 10 gerbang belakang kampus ditutup (gerbang belakang satu-satunya jalan terdekat yang menghubungkan rumah kos gue dengan kampus). Kalo gerbang belakang ditutup, terpaksa kita mesti lewat gerbang depan dan melalui perjalanan yang cukup jauh memutar -_-' fiuh.
Beberapa meter sebelum sampai digerbang belakang, aku lihat pak satpam udah nutup itu gerbang, tinggal digembok doang. Kita langsung tarik gas, dan teriak "tunggu maaaaaaang". Pas tepat waktu sampai di depan gerbang, sedikit tersenyum dan berucap 'terimakasih' kepada pak satpam yang bijak itu (Eh? Bijak?)
Tau apa yang pak satpam itu bilang? Antara berbicara kepada kami atau hanya menggumam, tapi aku jelas mendengar pak satpam itu bilang "Bukan mamang bakso aku ini dek". Aku menoleh ke belakang dan senyum lagi sama pak satpam itu "Maap pak" dan melambaikan tangan.


Bapak itu hanya tersenyum dan balas mengangkat tangan.

Sampai di kost, aku langsung rebahan, sambil memperhatikan sahabatku itu berkemas, (dia hari ini mau mudik) pulang kerumah tercinta. Ini bisa disebut mudik gak ya? Soalnya jarak kos sama rumah dia kalo naik bus sekitar 2 jam, atau 3 jam kalau macet. Ah tau lah. Intinya hari ini dia mau balik ke rumah. (Gitu tuh kalo rumah deket, bisa pulang kapan aja mau, gak kaya gue, yang rumahnya lintas provinsi. Gak bisa sering-sering pulang. Derita anak rantauan). Baiklah, sepertinya beberapa hari ini aku bakalan sendirian di kos.

Jam 11, selesai berkemas, sahabatku itu akhirnya meninggalkan aku sendirian. (Aku rapopo, beneran). Yaaahhh, apalagi yang akan aku lakukan saat-saat sendiri seperti ini, selain baca novel, nulis, nonton, dan buka jurnal. Bisa dibilang cukup menyenangkan.

Jam 1 tidur siang. Aku sekarang diminta untuk banyak istirahat oleh beberapa orang, termasuk orang tua aku juga, gak boleh begadang, makan teratur, dan minimal 3 kali dalam seminggu harus tidur siang, biar gak kecapean. Dan karena hari ini juga aku lagi 'gak sholat', jadi deh cuma baring-baring doang sambil nonton.

Alarm bunyi jam 3.30 pm. Ah iya, hari ini Rabu! Jadwal aku mengajar ngaji di musholla kompleks dekat kos. Aku buru-buru cuci muka dan bersiap, ba'da ashar anak-anak pasti udah pada kumpul. Pena, spidol, henpon, dan payung. Oke, ready!

Aku melangkah ke musholla yang jaraknya kuhitung 317 langkah dari pintu kosku. Benar saja, mereka sudah pada kumpul, dan pastinya partnerku yang selalu hadir lebih dulu itu sudah membuka pertemuan. Udo Febrian, rekan mengajar ngaji disini.

Jam 4.30 selesai juga, aku kembali kekos. Beres-beres, dan kembali menatap screen laptop. Menyelesaikan apa yang belum selesai dan kemudian memantau dunia maya #patroli :D

Daaaaannn, aku tiba-tiba keinget sama sahabat-sahabat aku. Apalagi dua sahabat aku yang sekarang gak tau dimana dan apa kabarnya. Aku nangis. Sendirian. Gak tau kenapa sore ini, waktu sendirian ini, aku bener-bener bisa nangis. Coba aja didepan sahabat aku yang lain, pasti gak bisa nangis. Aku yang sekarang beda dengan aku yang dulu. (Berasa lagi nyanyi lagunya si Tegar, 'ku yang dulu bukanlah yang sekarang'. Tau kan? hehe). Dulu aku adalah orang yang cengeng, kapanpun aku sedih, aku nangis, gak lihat waktu dan tempat. Tapi sekarang aku sudah bisa sedikit mengontrol, dan saat-saat seperti ini aku bisa bener-bener sedih dan nangis. Kadang juga waktu yang tepat untuk aku nangis adalah waktu malam, saat aku sholat di sepertiga malam terakhir. Itu bener-bener momen yang pas untuk nangis dan memohon. Believe me!

Ba'da maghrib, rombongan anak-anak itu sudah sampai didepan kosku. Mereka terus mengucap salam dan memanggilku, gak berhenti sampai aku membuka pintu. Berisik, tapi aku suka :)

Malam ini jadwal mereka belajar bareng, sekitar 9 atau 10 anak malam ini hadir. Aku yang kesepian kini merasa berkawan :D haha

"Mbak Vita, mana pak Febri? belum datang?"

Gak lama akhirnya yang dicari muncul, dan langsung aja pelajaran malam itu dibuka. (Jujur, dulu gue paling gak suka sama anak-anak, selain mereka berisik, banyak maunya, merengek, terus juga bandel. Tapi semenjak gue mengikuti beberapa kegiatan yang buat gue harus bersama-sama makhluk kecil yang berisik itu, akhirnya gue bisa suka sama anak kecil) hehe

Rame!! Malam ini aku dapat jatah belajar sama anak-anak yang masih TK. Hampir kewalahan aku ngurusin mereka yang bawel, berisik, dan bandel itu. Diajakin belajar banyak banget alasan untuk ngajakin cerita, apa aja ditanya. Ujung-ujungnya kita banyakan cerita daripada belajar berhitung dan menulis. (Luar biasa, gue di provokasi oleh bocah)

Jam delapan lewat beberapa menit, akhirnya pelajaran selesai. Mereka juga butuh istirahat, aku tau hari ini pasti mereka sangat lelah. Pulang sekolah jam 1, kemudian ngaji jam 3.30, lanjut belajar bersama malam ini. Schedule yang padat. Tapi aku lebih suka mereka teratur seperti itu, waktu bermain yang cukup, tidak berlebihan :) Dan syukurnya mereka gak keberatan dengan jadwal yang seperti itu, malah mereka sangat senang. Waktu mereka masuk ke kosku tadi, mereka bilang "Naahhh, ketemu mbak Vita lagi kita. Jangan bosen ya mbak ketemu kami".

aku cuma bisa bilang dalam hati "Adik-adik, mbak ndak bosen ketemu kalian"

Kadang kalo aku lagi penat, bertemu mereka bisa jadi obat :)

Selesai membaca do'a setelah belajar, mereka pamit. Gitu juga dengan partner mengajarku, Febrian dan seorang volunteer yang malam itu ingin bergabung. Mereka semua pergi dengan melambaikan tangan.

"Balek yo mbak Vitaaaa.."

Seketika keadaan ruangan kembali lengang. Aku kembali kepada alat yang setia menungguku, berselancar di dunia maya, membaca, dan menulis. (lagi). Sepi.

Aku memutar palylist instrument klasik karya sang maestro musik, Beethoven, Mozart, Beach, dan lainnya. Beberapa ada musikalisasi puisi karya sang maestro puisi, Sapardi Djoko Damono, Chairil Anwar, dan lain-lain. Sahabatku selalu bilang aku aneh, setiap kali aku memutar musik-musik itu. Katanya mistis. aku gak ngerti mistisnya dimana, cuma menurutnya musik-musik dan musikalisasi puisi itu terdengar aneh dan seram. Tapi aku suka :)

Yahh, aku juga lelah hari ini. Semoga apa yang aku dan teman-teman lakukan hari ini, diberkahi oleh Allah, agar semua gak sia-sia :) Sempat tadi nonton berita di tivi, dan cukup bilang ke diri sendiri

'Jangan terlalu ambil pusing dengan carut-marutnya perpolitikan Indonesia, Yie. Lakukan saja perbaikan untuk sekitarmu. Lakukan apa yang mampu kau jangkau. Kritis boleh, tapi jangan hanya mengkritisi, berikan juga solusi perbaikan. Minimal mencoba memperbaiki, dari mulai hal kecil, dari mulai diri sendiri. Sudah baikkah kita?'

Sekarang, aku lebih suka menganggap berita di media itu adalah sebuah drama, bukan fakta :)
Oke, Selamat malam semuanya, semoga esok akan lebih baik :)

0 komentar:

 
Blogger Templates