"Sama seperti yang lain, mencari pria yang baik dan Sholeh. Bedanya, mungkin kalian akan menikah dengan pria yg mapan, penuh fasilitas. Tapi aku...aku akan mendampingi priaku sampai ia mapan dan menikmati kebahagiaan di setiap prosesnya."
Akhir-akhir
ini pembahasan tentang nikah jadi trending topic di kalangan
temen-temen kampus dan keluarga aku. Apalagi setelah minggu lalu salah
satu sahabat aku melangsungkan pernikahannya :) Barakallah Uni Fani dan
Bang Najib, semoga menjadi keluarga yang samara :)
Sebelum
uni menikah pun sebenernya pembahasan masalah ini udah sering terdengar
kalo lagi kumpul-kumpul sama temen, apalagi kalo sudah cerita-cerita
sama Sefty, aaahhhh panjang sudah pembahasan untuk masa depan :D
Oke baiklah, sekarang aku pengen bahas tentang pernikahan. Dulu, waktu tahun 2012 kalo ditanya kapan nikah? aku jawabnya "sekarang
belum kepikiran, mungkin 2017 baru mikirin tentang nikah. Kalo bisa sih
2017 ke atas ya nikahnyaa, tapi jangan lewat 2019 lah" :D hehe
kayanya gampang banget ya buat target kaya gitu, dan semakin kesini
semakin deket sama tahun yang dulu aku targetin malah semakin ngerasa
belum siap. Kok cepet banget ya waktu berjalan? udah T-3 aja dari target
aku.
Apalagi setelah bulan lalu, ummi (sebutan untuk Murabbiyah aku) memberikanku sebuah foto. "Aku kenal orang ini" pikirku saat pertama kali melihat foto itu.
"Namanya ** (singkatan), dia sekarang lagi S* dan sebentar lagi selesai. Dan dia ingin menikah. Dia udah kenal kok sama Vita. Gimana?"
itulah
cuplikan kata-kata ummi waktu beliau mendiskripsikan tentang orang di
foto itu. Yaa, aku kenal orang itu. Nama yang juga cukup tersohor
dikalangan aktivis kampus. Aku tersenyum dan gak tau kenapa, tanpa
memikirkannya lagi aku langsung jawab
"Enggak ummi :) "
ummi mengerutkan kening sambil nanya "kenapa? Apa udah ada pilihan? siapa? boleh umi tau? atau lagi menunggu lamaran seseorang juga?"
"Enggak juga kok ummi :) aku memang belum kepikiran kesana. Sekarang aja aku belum selesai S1 nya, dan setelah ini mungkin aku mau kerja dulu, masih mau menikmati masa muda ummi :D dan kalo ummi nanya aku udah ada pilihan apa belum, kalo boleh jujur sih ada ummi :D tapi kan aku gak tau gimana dianya. Terus aku juga gak tau apa dia juga udah punya pilihan atau belum. Tapi kalaupun nantinya jodoh kan gak kemana ummi, sekarang mah belajar sabar dan ikhlas hehe ikhlas kalo ternyata dia bukan jodoh aku :D tapi memang sih, sakitnya tuh disini " jelasku panjang lebar sambil nunjuk dada
ummi
kaget denger penjelasan aku, karena memang aku gak pernah cerita sama
ummi masalah ini. Toh ini juga cuma perasaanku saja mungkin, perasaan
anak muda yang sulit untuk mengontrol ekspresi cintanya (lebay) :D untuk
masalah ini, biasanya aku curhat cuma sama sahabat-sahabat aku,
terutama Sefty.
"siapa sayang? kok ummi gak tau? aktivis juga? siapa namanya? mungkin ummi kenal?" tanya ummi penasaran
aku sebutkan deskripsinya, dan ummi langsung tau.
"ohh iya, ummi pernah denger namanya. Tapi sekarang dimana ya dia? dia itu yang ...... bla bla blaaa"
ternyata
ummi kenal, tadinya aku pikir ummi gak tau sama orang yang cuma aku
deskripsikan menurut versi ku itu, tanpa menyebut namanya. Dan ummi
akhirnya menyebutkan nama orang yang ku jelaskan itu.
"Iya ummi, aku kadang bingung. Aku tu kalo sudah punya pilihan sulit untuk berubah lagi pilihannya umi. Jadi kalo udah mentok di satu orang itu, yaa gak tau deh, tapi aku kok yakin banget kalo pilihan aku ini cuma stop sampe di dia ya ummi? aku malah gak kepikiran untuk nerima nama baru, orang baru yang bakal jadi pilihan aku untuk masa depan. Padahal disatu sisi, aku gak tau apa dia juga sama kaya aku. Entahlah ummi, aku juga bingung jadinya. Mungkin setelah lulus ini aku gak disini lagi ummi, kemungkinan aku bakalan merantau ketempat lain. Tapi disatu sisi, aku masih pengen disini. Karena aku gak akan menetap ditempat baru aku nanti, ya balik-balik lagi kemasalah yang tadi, pilihan aku udah mentok sampe di dia hehe :D " aku mulai kehabisan kata-kata untuk menjelaskan ke ummi tentang perasaanku, sebenernya esensi kata-kata aku tadi masih kurang pas untuk membuat ummi ngerti maksudku. Tapi yasudahlah, semoga beliau ngerti :)
dan
kali ini gantian, ummi yang senyum-senyum denger aku cerita. Setelah
tadi aku yang senyum-senyum gak jelas waktu memaparkan tentang harapan
aku.
"kalo seandainya nanti kamu gak disini lagi, misalnya kamu milih kerja di tempat lain yang jaaauuh dari Palembang, dan seandainya dia melamar kamu, gimana?"
lagi-lagi, tanpa pikir panjang langsung aku jawab "Ya
aku balik lagi dong ummi kesini hehe :D kan tujuan aku merantau bukan
untuk menetap, cuma cari pengalaman dan cari suasana baru. Kalo memang
kata Allah kehidupan aku cukup di Palembang aja, ya apa boleh buat,
mungkin nanti ada aja jalan aku untuk tetap disini :) "
Sebenernya
masih banyak yang aku bahas sama ummi hari itu, bicara empat mata dan
membahas masalah yang jaraaaang banget aku bahas sama orang lain selain
Sefty :)
minggu
lalu uni Fani nikah, jadi aku sama temen-temen yang lain dateng ke
Muara Enim, tempatnya uni. Aku bahagia banget uni menikah :) aku gak
bisa menuliskan gimana bahagianya aku hari itu. Akad nikahnya abis
ashar, jadi aku dan temen-temen yang lain standby didepan rumah nungguin
pihak besan dateng. Hari itu Uni pake pakaian serba putih, ala orang
nikahan banget (emang iya). Cantik!. Begitupun dengan bang Najib (calon
suaminya). Dan setelah bang Najib datang, langsunglah mereka berdua
duduk disamping meja akad. Beberapa kata sambutan dan pengantar lainnya,
akhirnya bapak penghulu dipersilahkan masuk. Dan aku mulai deg-degan.
Pertama bang Najib diajarkan melafaz akad, dan setelah itu upacara benerannya pun dimulai.
Waktu
pak penghulu bilang "Saudara M. Najib Apriansyah, setelah akad ini
diucapkan maka dirimu akan sah menjadi seorang suami. Apakah sudah siap?
---- Ananda Fani Maulia Rahmah adalah titipan Allah yang diamanahkan
kepada Ayahnya, dan setelah akad ini diucapkan, maka tanggungjawab dalam
menjaganya akan beralih kepada dirimu. Apakah sudah siap? ----- Setelah
akad ini, ... bla bla bla .."
Panjang
pemaparan pak penghulu itu, dan mendengar semua yang diucapkan bapak
itu aku seketika ingin menangis. Aku langsung gemetar, dan mulai
disadarkan bahwa pernikahan itu bukan hal yang gampang. Sebelum akad
diucapkan, kita para perempuan masihlah menjadi tanggungan kedua orang
tua. Tapi setelah akad itu diucapkan dan diterima oleh calon suami, maka
dalam hitungan detik semuanya jadi berubah. Yang tadinya dosa sebelum
kita menikah akan memberatkan ayah kita, setelah kita menikah maka suami
kita yang akan menanggungnya. Sebelum menikah syurga itu ada dibawah
telapak kaki ibu, tapi setelah menikah syurga itu ada dalam ketaatan
kepada suami. Sebelum menikah segala tanggung jawab hidup adalah perkara
orang tua, tapi setelah menikah menjadi sepenuhnya tanggung jawab
suami.
"Mengucapkan akad itu gampang, tapi melaksanakan dan menerima segala konsekuensinya itu butuh perjuangan dan akan dipertanggungjawabkan nantinya apa yang kita janjikan saat akad" pikirku saat itu

Mulai
dari situ, aku gak lagi-lagi bergurau tentang pernikahan. Aku akan
benar-benar memikirkan dengan matang untuk masalah yang satu ini.
Belajar untuk menjadi wanita yang baik itu sangat penting, karena
ditangan wanita yang baiklah akan tumbuh generasi yang baik pula.
Menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua kita, dan kepada orang
tua suami kita. Menjadi saudara/i yang baik bagi kedua keluarga besar.
Dan (inshaa Allah) menjadi ibu yang baik untuk anak-anak. Tugas seorang
istri sangat berat, begitupun dengan suami. Makanya mesti bener dalam
pilih suami/istri, kalo bisa cari jodoh didunia juga untuk diakhirat.
Aaamiiiin.
Apalagi bagi seorang pria, yang tidak sempurna agamanya apabila belum menikah.
Rasulullah SAW bersabda: “Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !” . (HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.)
Hadist
ini menandakan bahwa pernikahan adalah perkara sunnah, tapi bagi yang
tidak menikah, maka bukan termasuk golongan ummat muslim, jadi? Wajib
dong :D Menikah, ibadah yang dianjurkan untuk disegerakan. Pernah baca
surat ini?
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan mengkayakan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.”
(QS. An Nuur (24) : 32)
janji
Allah itu pasti :) jadi siapa yang gak percaya sama Allah? yang masih
takut menikah karena alasan "gak punya modal"? berarti mesti
dipertanyakan lagi kepercayaannya dengan janji Allah. Dan untuk itu juga
diperlukan ikhtiar, gak mungkin kan kita bisa 'mampu' tanpa usaha? Lain
halnya yang belum ingin menikah karena ingin mencapai cita-citanya.
Semangat meraih cita-cita, tenang aja jodoh gak akan ketuker. Tapi
jangan juga membuat jodohnya menunggu lama ya hehe :D
Sebelum
menikah, interaksi dengan pacar/seseorang yang belum halal itu adalah
dosa, tapi setelah menikah. Semuanya jadi pahala :) You know?
“Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang isterinya (dengan kasih & sayang) dan isterinya juga memandang suaminya (dengan kasih & sayang), maka Allah akan memandang keduanya dengan pandangan kasih & sayang. Dan apabila seorang suami memegangi jemari isterinya (dengan kasih & sayang) maka berjatuhanlah dosa-dosa dari segala jemari keduanya” (HR. Abu Sa’id)
Itulah
indahnya pernikahan, pegangan tangan sebelum nikah itu dosa, tapi
setelah menikah malah bisa menggugurkan dosa-dosa :) subhanallah ..
dan dalam mencari pasangan, carilah referensi yang bisa membantu agar tak salah pilih :)
berikut beberapa hadist tentang pernikahan :D
berikut beberapa hadist tentang pernikahan :D
“Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama” (HR. Ibnu Majah)
“Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda : Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama” (HR. Muslim dan Tirmidzi
“Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya” (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih)
“Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya.” (HR. Ashhabus Sunan)
“Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)” (HR. Ahmad)
“Dari Anas, dia berkata : ” Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya" (Ditakhrij dari An Nasa’i)
“Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah benda (perhiasan) dan sebaik-baik benda (perhiasan) adalah wanita (isteri) yang sholehah”. (HR. Muslim)
dialog diri :
"gimana? udah siap menikah?"
"belum, aku masih mau belajar memperbaiki diri dulu, sampe akhirnya siap pun aku mesti harus terus belajar"
"tapi kalo dia melamarmu sekarang?"
"inshaa Allah berusaha untuk siap. :D haha"
"dasar!
Oke fix, semoga kita semua gak salah pilih orang. Dan teruslah belajar, kita :)
0 komentar:
Post a Comment